Riwayat Herman Willem Daendels, yang sering disebut “Napoleon Kecil,” adalah seorang gubernur jenderal Belanda yang berkuasa di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) pada awal abad ke-19, terutama dari tahun 1808 hingga 1811. Berikut adalah beberapa hal penting dalam riwayatnya dan peninggalannya:
- Kebijakan Pemerintahan: Daendels dikenal karena kebijakan pemerintahannya yang otoriter dan keras di Hindia Belanda. Dia memperkuat kekuasaan sentral pemerintah dan mengurangi kekuasaan lokal, seringkali dengan cara-cara yang kontroversial.
- Pembangunan Infrastruktur: Salah satu kontribusi utama Daendels adalah pembangunan infrastruktur di Hindia Belanda. Dia membangun jalan-jalan, terutama yang terkenal adalah Jalan Raya Pos dari Anyer di pantai barat Jawa hingga Panarukan di pantai timur. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan mobilitas militer dan perdagangan, tetapi juga menghasilkan efek samping positif dalam meningkatkan konektivitas di wilayah tersebut.
- Peningkatan Militer: Daendels juga meningkatkan kekuatan militer Hindia Belanda. Dia memperkuat pertahanan kolonial dan memperbesar angkatan bersenjata, terutama untuk menahan serangan Inggris yang berencana merebut koloni Belanda selama Perang Napoleon.
- Penyimpangan Pajak: Salah satu tindakan kontroversial Daendels adalah penyimpangan pajak yang keras dan sering tidak adil terhadap penduduk pribumi. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan penduduk pribumi dan menimbulkan perlawanan terhadap kebijakan kolonial Belanda.
- Peninggalan: Meskipun masa pemerintahannya relatif singkat, pengaruh Daendels di Hindia Belanda cukup besar. Peninggalannya yang paling terkenal adalah Jalan Raya Pos, yang masih berfungsi hingga hari ini dan menjadi salah satu jalan utama di Jawa. Selain itu, kebijakannya yang memperkuat infrastruktur dan militer memberikan fondasi bagi pengembangan masa depan Hindia Belanda.
Meskipun dijuluki “Napoleon Kecil” karena gaya pemerintahannya yang otoriter dan reformis, Daendels juga dianggap kontroversial dalam sejarah Indonesia karena tindakannya yang kadang-kadang menindas penduduk pribumi.