Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah konfigurasi politik Indonesia yang ada dari tahun 1949 hingga 1950, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 dan sebelum pembentukan Republik Indonesia yang berdaulat tunggal pada tahun 1950. Era pasca-kemerdekaan ini sangat dinamis dan dipengaruhi oleh banyak faktor politik dan internasional.
- Awal Kemerdekaan: Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dari Belanda, yang telah menguasai wilayah ini sebagai jajahan kolonial sejak abad ke-17.
- Perjuangan Kemerdekaan: Pasca-proklamasi, Indonesia harus melawan upaya Belanda untuk merebut kembali kendali atas wilayah jajahannya. Perang kemerdekaan berlangsung dari 1945 hingga 1949.
- Konferensi Meja Bundar: Pada tahun 1949, diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, yang menghasilkan kesepakatan yang mengakui kedaulatan Indonesia di bawah bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS terdiri dari negara-negara bagian (semula 16, kemudian 15) yang secara formal tergabung dalam federasi dengan Belanda.
- Konstitusi RIS: Konstitusi RIS disusun dan mulai berlaku pada tahun 1949. Konstitusi ini mengatur sistem pemerintahan federasi, di mana kekuasaan dibagi antara pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian.
- Kesulitan dan Krisis: RIS menghadapi tantangan besar dalam menjaga stabilitas dan kesatuan. Perbedaan politik, ekonomi, dan sosial antar-negara bagian menjadi salah satu sumber ketegangan.
- Pembubaran RIS: Pada tahun 1950, RIS mengalami pembubaran karena kesulitan menjaga kesatuan dan stabilitas. Republik Indonesia yang berdaulat tunggal kemudian dibentuk pada 17 Agustus 1950, dengan Sukarno sebagai Presiden pertama.
Era pasca-kemerdekaan Indonesia di bawah RIS mencerminkan tantangan dan perubahan besar dalam upaya mencapai kemerdekaan dan mengelola kekuasaan di tengah dinamika politik dan internasional yang rumit pada saat itu.
Beberapa tokoh penting dalam era Republik Indonesia Serikat (RIS) antara lain:
- Sukarno: Sebagai Presiden pertama Indonesia dan salah satu pemimpin yang berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembentukan RIS.
- Mohammad Hatta: Wakil Presiden pertama Indonesia yang juga berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan dan pembentukan sistem politik RIS.
- Sutan Sjahrir: Salah satu tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang juga menjabat sebagai perdana menteri.
- Amir Sjarifuddin: Tokoh militer dan politik yang juga pernah menjabat sebagai perdana menteri.
- Mohammad Natsir: Tokoh politik yang memainkan peran dalam pengaturan dan pembentukan politik di masa-masa awal kemerdekaan, termasuk dalam era RIS.
- Willy Brandt: Sebagai salah satu diplomat yang terlibat dalam proses perundingan yang menghasilkan Konferensi Meja Bundar, yang akhirnya menetapkan pembentukan Republik Indonesia Serikat.
Tokoh-tokoh ini memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan pembentukan struktur politik RIS yang singkat namun signifikan dalam sejarah Indonesia modern.